Kawasan Geylang Singapore
Untuk mendapatkan akomodasi dengan harga terjangkau, kaum backpacker dan budget traveler yang berkunjung ke Singapura banyak yang memilih menginap di Geylang. Geylang merupakan sebuah kawasan yang terletak di sebelah timur Central Area atau Central Business District (CBD) Singapura.
Geylang sebenarnya dikenal sebagai salah satu red-light district di Singapura. Oleh sebab itu, kawasan ini mungkin kurang cocok bagi wisatawan perempuan yang datang sendirian, wisatawan yang membawa keluarga. Kawasan ini memiliki banyak hotel murah dari kategori bintang 1 dan 2. Tarif hotel-hotel di Geylang hanya sekitar S$50-S$60 per malam. Kualitas pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh hotel-hotel di Geylang juga tergolong baik sehingga wisatawan dengan anggaran terbatas di Singapura menjadikan Geylang sebagai lokasi terfavorit untuk menginap.
Sebagian tak tersentuh proyek dan pengembangan kota dan sebegitu jauh terhindar dari proses gentrifikasi yang telah mengubah wajah Singapura sejak 1970-an, gabungan pemandangan rumah toko, hari yang ribut, serta kehidupan malam Geylang, termasuk distrik remang-remang (resmi), permukiman pekerja asing, dan lounge karaoke menyediakan pandangan alternatif dari unsur sisa Singapura modern yang umumnya tak dimiliki. Ruko sepanjang Geylang Road dilindungi dari pengembangan, dan beberapa restoran terkenal telah tumbuh sepanjang jalanan utama.
Tempat ini telah menjadi pusat komunitas etnis Melayu Singapura sejak orang Melayu dan Orang Laut tinggal di sini setelah otoritas Inggris membubarkan desa terapungnya di muara Sungai Singapura pada pertengahan abad ke-19. Dari paruh terakhir 1800-an, daerah ini juga telah menjadi tempat bekumpulnya orang Melayu dan Arab yang kaya, khususnya dari keluarga Alsagoff, Alkaff dan Aljunied. Pada 1930-an, beberapa distrik eksklusif Melayu dibentuk, seperti Kampong Melayu, kemudian berubah menjadi Geylang Serai sekarang. Perkembangan hari ini yang disebut Malay Village diciptakan untuk meniru sejarah dan peninggalan pemukiman awal ini.
Kata Geylang ditemukan dalam sejarah awal Singapura. Dalam rencana Jackson dan Franklin, direproduksi dalam buku John Crawfurd tahun 1828, Geylang muncul sebagai sungai, dirujuk di peta sebagai R. Gilang. Kata Geylang berasal dari bahasa Melayu, dan kemungkinan perubahan dari kata and kilang. Hal ini karena banyaknya pabrik pemrosesan untuk perkebunan kelapa lemongrass di daerah ini, dan ini bisa terjadi karena kilang-kilang itu beroperasi pada perkebunan kelapa untuk memproduksi minyak dari kopra.
Versi lain berkaitan dengan kemunculan suku orang gallang yang galak, salah satu dari banyak suku orang laut yang tinggal di sepanjang pesisir dan sungai di pulau Singapura. Orang gallang terkenal karena perompakan dan penjarahannya atas kapal bernasib malang di laut sekitar pulau Singapura.
Untuk mencapai Geylang Road, ada beberapa stasiun MRT di sekitar Geyland Road, seperti Aljunied, Kallang dan Paya Lebar. Ada juga Terminal Bus Geylang Lorong 1 yang terletak di daerah perencanaan Kallang.
Distrik Geylang terkenal dengan hiburan malamnya, serta banyaknya makanan enak yang dapat ditemukan. MRT terdekat adalah stasiun Kalang, dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar 10 menit. Secara de facto, inilah red-light district di Singapore. Jika Anda benar-benar mencari hotel murah dan cuek, boleh mempertimbangkan hotel di sini. Namun jika membawa keluarga atau anak-anak, saya tidak menyarankan tinggal di kawasan ini.Jalan di Geylang diberi nomor 1 hingga belasan. Jalan yang bernomor ganjil (1,3, dst) adalah surganya makanan enak, sedangkan jalan bernomor genap (2,4,dst) adalah red-light district. Hotel di Geylang menempati jalan bernomor genap, dan saran saya sebaiknya anda pilih hotel yang di lorong 2 sampai 8 yang relatif masih nyaman.
Dulu orang banyak terbang ke Batam dan dilanjutkan naik ferry ke Singapore supaya pembayaran fiskal dapat lebih murah, namun sejak diberlakukannya bebas fiskal dari Indonesia, rasanya terbang ke Batam harganya sudah sama dengan langsung ke bandara Changi. Pengecualian jika Anda tinggal di kota pulau Sumatera yang belum punya akses bandara International, biasanya harus ke Batam dulu.
Hotel di Geylang
Beberapa contoh hotel bertarif terjangkau di Geylang adalah Hotel 81 Geylang, Fragrance Hotel – Pearl, Fragrance Hotel – Emerald, Fragrance Hotel – Sunflower, Amrise Hotel, dan masih banyak lagi. Tarif hotel-hotel di atas berkisar antara Rp400.000 hingga Rp600.000 per malam. Cukup murah dibandingkan dengan harga hotel bintang 1 dan 2 di Singapura pada umumnya.
Selain hotel, kawasan Geylang juga memiliki banyak hostel dengan tarif hanya sekitar Rp150.000 hingga Rp400.000 per malam. Hostel di Geylang umumnya lebih sederhana dan menawarkan kamar-bersama (shared-room) yang bisa ditempati oleh 2 hingga 10 orang per kamar. Beberapa hostel menyediakan kamar mandi di luar ruangan yang harus dipakai secara bergantian oleh para tamu.
Turis wanita yang menginap di Geylang juga sebaiknya segera masuk ke kamar begitu tiba di hotel. Hindari ‘nongkrong’ di lobi hotel, ataupun berjalan-jalan di sekitar hotel dengan pakaian yang mencolok khususnya pada malam hari, untuk mencegah hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti ‘digoda’ pria iseng. Jika mungkin, pilihlah hotel di lorong bernomor ganjil karena sebagian besar tempat prostitusi di Geylang berlokasi di lorong genap.
Geylang juga terkenal sebagai tempat pilihan kuliner masyarakat lokal Singapura, dengan banyak pilihan makanan yang bisa dinikmati sehingga umumnya daerah Geylang selalu ramai hingga larut malam. Bagi wisatawan yang beragama Islam, cermati makanan yang akan disantap mengingat banyak makanan di Geylang mengandung lemak babi atau terbuat dari daging babi. Pilihan teraman adalah kedai makanan Malay ataupun India.