Posted on

Tempat Ditemukan Batu Apung di Indonesia

Eksplorasi Batu Apung di Indonesia

Company Name : UD.SWOTS POTS

Address : Arya Banjar Getas Street, Gang Lele, Green Palm Residence, Number B5, Mataram City, Nusa Tenggara Barat Province, Indonesia, Post Code: 83115

Phone / Whatsapp : +6287865026222

Lombok Pumice Stone Mining Indonesia

Pumice Stone Supplier From Indonesia

Penelusuran ke terdapatan endapan batu apung dilakukan dengan mempelajari struktur geologi batuan di daerah sekitar jalur gunung api, antara lain dengan mencari singkapan-singkapan, dengan geolistrik, atau dengan melakukan pemboran den pembuatan beberapa sumur uji.

Selanjutnya dibuat peta topografi daerah yang sekitarnya terdapat endapan batu apung dengan skala besar guna melakukan eksplorasi detail. Eksplorasi detail dilakukan guna untuk mengetahui kualitas dan kuatitas cadangan dengan lebih pasti. Metode eksplorasi yang digunakan di antaranya dengan pemboran (bor tangan atau bor mesin) atau pembuatan sumur uji.

Dalam menentukan metode mana yang akan dipakai, harus dilihat kondisi dari lokasi yang akan dieksplorasi, yaitu didasarkan pada peta topografi yang dibuat pada tahap penelusuran (prospeksi).

Metode eksplorasi yang dilakukan dengan cara pembuatan sumur uji, pola yang digunakan adalah empat persegi panjang (dapat pula dengan bentuk bujur sangkar) dengan jarak dari sattu titik/sumur uji ke sumur uji berikutnya antara 25 – 50 m. Peralatan yang dipakai dalam pembuatan sumur uji diantaranya adalah; cangkul, linggis, belincong, ember, tali.

Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat dilakukan dengan menggunakan alat bor yang dilengkapi bailer (penangkap contoh), baik bor tangan ataupun bor mesin. Dalam eksplorasi ini dilakukan dengan pengukuran dan pemetaan yang lebih detail, untuk digunakan dalam perhitungan cadangan dan pembuatan perencanaan tambang.

Penambangan Batu Apung di Indonesia

Pada umumnya, endapan batu apung terletak dekat permukaan bumi, penambangannya dilakukan dengan cara tambang terbuka dan selektif. Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana (secara manual) ataupun dengan alat-alat mekanis, seperti bulldozer, scraper, dan lain-lain. Lapisan endapan batu apungnya sendiri dapat digali dengan menggunakan excavator antara lain backhoe atau power shovel, lalu dimuat langsung kedalam truk untuk diankut ke pabrik pengolahan.

Pengolahan Batu Apung di Indonesia

Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas yang sesuai dengan persyaratan ekspor atau kebutuhan disektor kontruksi dan industri, batu apung dari tambang diolah terlebih dahulu, antara lain dengan menghilangkan pengotor dan mereduksi ukurannya.

Secara garis besar, proses pengolahan batu apung terdiri atas :

  • Pemilahan (sorting); untuk memisahkan batu apung yangbersih dan batu apung yang banyak pengotornya (impuritis), dan dilakukan dengan cara manual atau dengan scalping screens.
  • Peremukan (crushing); untuk mereduksi ukuran dengan menggunakan crusher, hummer mills, dan roll mills.
  • Sizing; untuk memilahkan material berdasarkan ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, dilakuakn dengan menggunakan saringan (screen).
  • Pengeringan (drying); jika material dari tambang banyak mengandung air, maka perlu dilakukan pengeringan, antar lain dengan menggunakan rotary dryer.

Tempat Ditemukan Batu Apung di Indonesia

Keterdapatan batu apung Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier Awal. Tempat dimana batu apung didapatkan antara lain :

  • Jambi: Salambuku, Lubukgaung, Kec. Bongko, Kab. Sarko (merupakan piroklastik halus
    yang berasal dari satuan batuan gunung api atau tufa dengan komponen batu apung diameter 0,5 – 15 cm terdapat dalam Formasi Kasai).
  • Lampung : sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang (sebagai hasil letusan G.
    Krakatau yang memuntahkan batu apung).
  • Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat (di duga hasil kegiatan
    G. Krakatau); Nagre, Kab. Bandung (berupa fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik untuk agregat beton, berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran permukaan); Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiO2 = 63,20%, Al2O3 = 12,5% berupa fragmen pada batuan tufa); Cikatomas, Cicurug G. Kiaraberes Bogor.
  • Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon Progo pada Formasi Andesit Tua.
  • Nusa Tenggara Barat : Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela (tebal singkapan 2 – 5 m sebaran 1000 Ha); Masbagik Utara Kec. Masbagik Kab. Lombok Timur (tebal singkapan 2 – 5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mantang Kec. Batukilang Kab. Lombok Barat (telah dimanfaatkan untuk batako sebaran 3000 Ha); Narimaga Kec. Rembiga Kab. Lombok Barat (tebal singkapan 2 – 4 m, telah diusahakan rakyat).
  • Maluku: Rum, Gato, Tidore (kandungan SiO2 = 35,67 – 67,89%; Al2O3 = 6,4 – 16,98%).
  • Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kec. Baturliang Kab. Lombok Tengah (dimanfaatkan sebagai campuran beton ringan dan filter).