Kunci utama keberhasilan Nusa Tenggara Barat (NTB) mewujudkan branding wisata halal adalah Komitmen seluruh pihak, mulai dari masyarakat, pelaku usaha wisata, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi. Standarisasi sertifikasi halal Saat ini terus digenggencarkan oleh Pemprov NTB pada sejumlah sarana dan prasarana di objek wisata. Hal ini dilakukan agar wisata halal bisa terus menjadi alternatif pilihan wisata bagi para wisatawan.
“Kita menyadari potensi yang kita miliki mampu memberikan satu alternatif, jadi kita sangat yakin dengan potensi alam dan sisi kultur masyarakat Insya Allah wisata halal ini bisa kita kembangkan,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB Yusron Hadi di Kantor Pemprov NTB, Kamis (6/10) kemarin.
Konsep destinasi wisata halal juga akan dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah. Yusron memaparkan, dari total lahan seluas 1.171.01 hektar tersebut, 250 hektarnya akan dialokasikan sebagai destinasi wisata halal, di mana nantinya akan ada standarisasi tersendiri bagi penginapan dan restoran demi menggaet wisatawan muslim dunia.
“Semuanya terus masih dalam proses. Kita selalu akan mengupayakan hal ini sehingga betul-betul apa yang menjadi tujuan kita bersama untuk menghadirkan satu varian wisata yang berbeda, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata NTB,” lanjutnya.